Jam 2.30 dini hari tadi, aku terjaga dari dekapan mimpi, kuambil
kertas dan pena, lalu kugoreskan isi hatiku disana, Betapa orang bodoh
sepertiku baru tersadar ternyata aku tak cukup pintar mengerti akan
cinta. Kini kuterus mentertawakan diri sendiri atas kebodohan ini.
Mungkin selama ini aku merasa setampan Arjuna, yang bisa membuat orang
mencintaiku dengan tulus, dan akan terus mencintaiku walau selalu
kusakiti.
Ini bukan tentang ketidak-setiaan, bukan pula tentang
penghianatan. Tapi ini tentang aku yang terlalu percaya diri akan cinta.
Ada yang bilang jika masih ada cinta, kau akan melakukan apa saja untuk
mempertahankannya. Tak peduli seberapa perih rasanya, tak peduli
seberapa berat menahannya kau akan tetap bertahan demi cinta. Itu dulu
pada saat zamannya Romeo dan Juliet, ingat mas, ini tahun 2012, dimana
cinta kadang sudah tak bisa lagi dipercaya.
Sore itu aku ingin
sejenak menikmati saat-saat berdua saja denganmu, untuk yang terakhir
kalinya. Hanya ada aku dan kamu. Di ujung senja, dipinggir kali itu,
kita duduk berdua, aku merasa saat itu dunia milik berdua untuk berapa
saat. Hening, sunyi, sepi, dingin, tak ada suara, tak ada satu kata pun
yang berbisik. Indah sekali.
Aku berharap masih bisa melihat
senyummu sebelum kau pergi, tanpa tangis, tanpa benci tanpa amarah.
Hatiku terlalu lemah untuk terus membencimu sepanjang hidupku, jiwaku
terlalu tua untuk menggengam bara dendam.
Perpisahan yang indah
hanya ada pada sebuah lagu, yang ada perpisahan itu hanya meninggalkan
duka dan lara. Tapi buat apa aku menyesali, menangisinya? Bukankah itu
semua sudah tertulis dan tergaris? Setiap pertemuan pasti ada
perpisahan, ini hanya soal waktu, berapa lama waktu kamu menemukan
cinta, hingga sampai tiba saat berpisah jua,dan setelah itu, berapa lama
waktu akan dapat menghapus kepedihan yang ditinggalkannya. Jadi
seberapa besarkah hati ini sabar menjalani dan menanti saat itu tiba.
Kini
ku terus belajar untuk dapat menerima kekalahan, untuk iklas menerima
kekecewaan ini. Bukankah aku sudah cukup dewasa untuk melakukannya?
Aku
terlalu sombong dan merasa sudah hebat. Tapi lihat lah! Untuk melewati
saat-saat seperti ini saja aku sudah tertatih-tatih tak berdaya.
Jangankan untuk mencium atau memelukmu saat itu? Untuk memberimu sebuah
senyuman akhirpun aku tak mampu.
Sungguh jika aku cukup kuat, aku
ingin tersenyum dan membuatmu tersenyum juga, agar bila suatu saat nanti
ketika aku mengingatmu, atau mungkin kau mengingatku, yang terkenang
hanya senyuman indah kita. Canda tawa bukan amarah atau kebencian. Aku
ingin memelukmu, saat itu ingin kutumpahkan semua cintaku padamu. Ingin
kuminta dan ku kembalikan lagi hati kita yang dulu pernah kita bagi. Aku
terlalu angkuh untuk sekedar mengatakan aku sayang kamu.
Tuhan,
tegarkan aku, kuatkan aku, untuk menjalani hariku sendiri tanpa dirinya
lagi. Tuhan ajari aku tersenyum apabila suatu saat nanti aku melihat dia
telah menemukan cinta lagi. Tuhan,berikan aku kekuatan untuk bisa ikut
merasakan kebahagiaan bila suatu saat nanti dia sudah bahagia dengan
cinta barunya. Tuhan, ajari aku iklas dan rela melepaskan dia.
Kita telah memilih berpisah,
Tanpa amarah, tanpa rasa benci
Tak ada yang perlu disesali
Tak usah lagi ditangisi,
Karna semua telah terjadi
Hatiku-hatimu terlalu rapuh
Untuk tetap bertahan disini,
Kini kurelakan kau pergi
Biarkan aku sendiri
Tuk kucoba memaafkan diri ini
Yang terlalu lemah menjaga hati
Pergilah,,,
Tersenyumlah,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar